Saturday, August 20, 2011

Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah


Jika Anda tinggal di kota yang udaranya dingin, atau menghabiskan banyak waktu di tempat ber-AC, bibir pecah-pecah adalah salah satu masalah yang kerap muncul. Tapi jangan khawatir, kami tahu cara mengatasinya.

1. Jangan menjilat bibir
Air liur menguap denga cepat dari bibir, dan ini akan menyebabkan bibir kita menjadi semakin kering. Jika Anda memiliki kebiasaan menjilat bibir, hindari penggunaan lipbalm rasa buah. Pilihlah yang pahit agar Anda tak tergoda.

2. Selalu sedia lip balm
Jangan pernah tinggalkan lip balm alias pelembab bibir. Bawalah ke mana pun Anda pergi, dan oleskan ke bibir dan sekitarnya saat sudah mulai terasa kering. Pelembab bibir yang paling baik adalah yang mengandung beeswax, shea butter, dan SPF untuk melindungi bibir dari paparan sinar matahari.

3. Ritual sebelum tidur
Jangan hanya menggosok gigi, mencuci muka, dan memakai pelembab sebelum tidur. Agar bibir tetap sehat, indah, dan terhindar dari kekeringan, biasakan melakukan ritual ini setiap malam sebelum tidur. Ambil handuk kecil, dan basahi dengan air hangat. Lalu gosokkan handuk basah tersebut perlahan-lahan pada bibir untuk mengelupas kulit mati penyebab bibir pecah-pecah. Setelah terasa halus, oleskan pelembab bibir. Pelembab ini akan bekerja menutrisi bibir selama kita tidur.

4. Banyak minum
Anda pasti sudah tahu bahwa kita harus minum setidaknya delapan gelas air putih setiap hari, kan? Bibir yang kering adalah salah satu cara tubuh memberi sinyal bahwa ia kekurangan cairan. Jadi, jangan hanya melembabkan dari luar (dengan cara mengoles lip balm), tapi lembabkan juga dari dalam dengan bantuan air mineral.

Friday, August 19, 2011

Resiko Penggunaan CT Scan Bagi Anak Kecil

Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah orang Amerika yang menggunakan CT (computed tomography) scan telah melonjak, mencapai 72 juta pada tahun 2007 untuk memeriksa Apendisitis. Apendisitis adalah peradangan usus buntu yang disebabkan oleh penyumbatan.

Sebagaimana dilansir dari reuters, studi baru menunjukkan bahwa di seluruh departemen kesehatan Amerika, persentase pasien apendisitis dewasa yang didiagnosis menggunakan CT Scan meningkat dari hanya 6 persen pada tahun 1996, menjadi 69 persen pada tahun 2006.

Dr Daniel Tsze, peneliti utama studi tersebut, mengatakan dia tidak bisa menyebutkan apakah angka-angka terakhir adalah "terlalu tinggi" karena CT adalah tes yang paling akurat untuk usus buntu.

"Itulah mungkin salah satu alasan utama peningkatan penggunaan CT Scan, meskipun sebenarnya ada bahaya radiasi disana," kata Tsze.

Sebuah alternatif untuk CT adalah USG, tanpa ada radiasi. Memang tidak seakurat CT, tetapi mencoba USG pertama bisa membatasi jumlah pasien yang berakhir di CT scanner.

Tsze menyarankan kepada pasien dan orang tua mengajukan pertanyaan jika dokter ingin melakukan CT Scan untuk memeriksa sakit perut, apakah memang sangat perlu dilakukan ataukah ada alternatif.

"Karena penggunaan CT Scan pada anak-anak, akan cukup berbahaya akibat paparan radiasi terbesar seumur hidup mereka dan ini bisa membawa ke beberapa resiko kanker," jelas Tsze

(Oleh Fidelia Depari - ghiboo.com)