Monday, April 18, 2016

Container ID atau Penomor Peti Kemas

Container atau yang dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Peti Kemas adalah salah satu alat untuk mengemas barang (kargo) dan standarisasi ID container atau nomor container merupakan salah satu hal yang wajib ada pada sebuah container. Masing-masing pemilik kontainer harus memiliki kode yang bersifat unik dan tidak boleh sama dengan pemilik kontainer lainnya. Untuk keperluan tersebut, mereka harus terdaftar pada International Container Bureau (BIC - Bureau International des Containers) yang berkedudukan di Paris.

Nomor container terdiri dari 4 buah huruf dan 7 buah angka. 3 huruf pertama merupakan kode dari pemilik container, 1 huruf berikutnya merupakan identifikasi untuk kategori container.
Ada 3 buah kategori yang digunakan yaitu:
- U untuk all freight container
- J untuk detachable freight container
- Z untuk trailer


6 angka pertama merupakan serial number penanda jati diri container dari masing-masing provider.
6 nomor ini merupakan nomor yang unik. Tidak mungkin ada kesamaan. Digit angka terakhir merupakan penanda validasi dari gabungan karakter-karakter sebelumnya.
Ada aturan perhitungan untuk menentukan digit terakhir dari sebuah nomor container.
Angka-angka check digit yang ada pada setiap penomoran peti kemas dihasilkan melalui sistem penomoran otomatis oleh BIC. Tiap-tiap check digit yang tertera pada setiap Peti Kemas (Container) standar internasional tentunya akan memiliki angka check digit yang sesuai. Untuk kepentingan pengawasan, kita dapat juga menghitung secara manual kode check digit untuk membuktikan apakah nomor yang tertera pada suatu peti kemas adalah nomor yang asli (valid) atau bukan.

Berikut adalah perumusannya dan cek digit angka terakhir pada Peti Kemas/Container
Huruf A sampai dengan Z diwakili dengan angka 10, berturut-turut sampai dengan 38, dengan melewatkan angka 11, 22, dan 33.
A berarti angka 10, sedangkan Z berarti angka 38.
Setelah mengkonversi huruf menjadi angka, kita mendapatkan 10 buah angka.
Perhitungan selanjutnya adalah menggunakan rumus 2 pangkat n-1 dimana n merupakan urutan digit nomor container dan mengalikan hasil 2 pangkat n-1 itu dengan angka masing-masing sesuai dengan urutan digitnya.
Hasil perkalian itu kemudian dijumlahkan (a) dan dibagi dengan angka 11. Ambil bilangan bulatnya, kemudian kalikan dengan angka 11 (b). Kita mendapatkan 2 bilangan dari (a) dan (b). Hitung selisihnya (a-b), itulah yang merupakan digit terakhir dari nomor container.

Sebagai contoh:
HLXU 407921-6
HLX merupakan kode dari Hapag Lloyd, sedangkan U menunjukkan bahwa container tersebut merupakan freight container. 6 angka pertama adalah nomer unik dari Hapag. Sedangkan angka 6 didapatkan dengan cara perhitungan sebagai berikut :
- Step 1:
H = 18, L =23, X = 36, U = 32
- Step 2:
(18x1) + (23x2) + (36x4) + (32x8) + (4x16) +(0x32) + (7x64) + (9x128) + (2x256) + (1x512) = 3152 (a)
- Step 3:
3152 / 11 = 286.5455 berarti pembulatannya kebawah adalah 286 x 11 = 3146 (b)
- Step 4:
(a) - (b) = 3152 - 3146 = 6.
Didapatkan digit terakhir adalah angka 6

Atau dengan tabel konversi dasar berikut ini.
Langkah Pertama yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penghitungan. Konversi huruf menjadi angka dua digit dilakukan terhadap kode pemilik dan kode produk

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24

N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
38

Langkah kedua adalah membuat tabel kelipatan 2, sebanyak jumlah digit penomoran kontainer sebelum check digit(ada 10 digit kelipatan), sebagai berikut :

Digit 1
Digit 2
Digit 3
Digit 4
Digit 5
Digit 6
Digit 7
Digit 8
Digit 9
Digit 10
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
4
8
16
32
64
128
256
512

Langkah ketiga, membuat kalkulasi perhitungan berdasarkan tabel konversi dan tabel kelipatan dua tersebut. Misalkan kita akan mengecek kebenaran check digit “1” pada nomor kontainer “GASU 287018-"1"
 
G
A
S
U
2
8
7
0
1
8
17
10
30
32
2
8
7
0
1
8
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
1
2
4
8
16
32
64
128
256
512
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
17
20
120
256
32
256
448
0
256
4.096
Total Jumlah 10 digit adalah  à
5.501
à dibagi dengan angka 11
500,09
Angka yg dihasilkan, dibulatkan ke bawah menjadi angka bulat penuh dan dikalikan kembali dengan angka 11 => (500 x 11)

5.500
Selisih Angka total pertama dengan angka yang dihasilkan dengan pembulatan tersebut, akn menghasilkan kode kontrol (check kode)
(5.501-5.500)  =
1


Dari hasil verifikasi tersebut, kita dapat memastikan bahwa kode angka “1” memang merupakan kode kontrol yang sesuai terhadap penomoran kontainer tersebut.

2 comments:

Egantari said...

sangat membantu, terimakasih :)

Zhagad Boy said...

Yang mau jual kontener bekas hubungi saya

Email : Zhagadboy@gmail.com